Pengertian Surga
Kata “surga” sendiri berasal dari katasanskerta, suarga, dari suku kata SUAR dan GA. SUAR artinya cahaya, dan GA artinya perjalanan. Orang Jawa sering menyebutnya dengan SUARGO.
Dengan demikian, pada mulanya surga berartiperjalanan ke dunia cahaya. Pengertian ini terdapat dalam ajaran Hindu-Budha. Bagaimana dalam ajaran Islam?
Dalam al-Qur’an (Islam), konsep surga dimaksudkan terjemahan dari kata bahasa arab, jannah – jamak dari Jinan – yang berarti “kebun, taman“. Ia adalah tempat yang kekal di akhirat dan diperuntukkan bagi hamba-hamba Allah Swt yang beriman dan beramal shaleh, tempat yang memberikan kenikmatan yang belum pernah dirasakan ketika hidup di dunia dan sebagai balasan jerih payah memenuhi perintah dan menjauhi larangannya.
Dari arti “kebun” itu, tampaknya sangat sesuai ketika Al-Qur’an melukiskan Al-Jannah (surga) sebagai sebuah tempat yang indah, dipenuhi pohonn-pohon rindang, sungai yang airnya mengalir jernih dan segala keindahan lainnya. Hal tersebut dimaksudkan dan juga sejumlah penafsir menggarisbawahi bahwa keadaan di surga, begitu indah dan nikmatnya sampai tidak terbayangkan oleh manusia.
Di dalamnya terdapat segala sesuatu yang memikat dan menyenangkan hati serta pandangan, di dalamnya terdapat segala sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terpikirkan oleh akal pikiran. Oleh karena itu, Allah subhanahu wata’aala berfirman:
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (As Sajdah: 17).
Sebagaimana diungkap di atas, surga dan neraka merupakan kelanjutan alami dari perbuatan baik dan jahat manusia. Secara logis manusia memerlukan keduanya sebagai balasan amal mereka. Jika beramal sholeh balasannya adalah surga dan sebaliknya neraka adalah buat orang kafir dan ingkar terhadap ayat-ayatnya. Ini lebih menjelaskan lagi bahwa surga merupakan tempat yang bagus dan sebaliknya dengan neraka.
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا (107) خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا (108)“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.” (Al Kahfi: 107-108).
Gambaran Fisik Tentang Jannah
Abu Hurairah radhiallahu 'anhu :
"Allah berfirman (artinya): ''Aku telah sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih (kenikmatan Al jannah) yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati manusia.(HR. Muslim no. 2824)
Pelajaran dari Hadits :
Surga adalah tempat kembali yang kekal bagi orang yang bertakwa dan takut kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya dan mengerjakan amal shalih dengan mengharap pahala dari Allah saja. Seperti apakah surga? Tentu saja belum ada satupun manusia yang pernah melihatnya kecuali rasulullah saja dengan ijin Allah. Akan tetapi kita tidak bisa menggambarkannya karena saking indahnya. Dalam al-Qur’an dijelaskan :
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci (bidadari) dan mereka kekal di dalamnya” (QS Al-Baqoroh :25)
Surga adalah hal yang ghoib, artinya yang tahu seluk beluk tentangnya hanya Allah saja. Surga tempatnya ada dialam akhirat (kehidupan sesudah mati), tepatnya diatas langit ketujuh didekat sidratul muntaha, tempat nabi Muhammad menerima wahyu sholat lima waktu pada saat isra’ mi’raj. Firman Allah
“(yaitu) di Sidratil Muntaha.Di dekatnya ada surga tempat tinggal”(An-Najm ayat 14-15)
Surga adalah balasan / tempat kembali setelah hari berbangkit bagi orang-orang beriman yang beramal shalih dan patuh kepada perintah Allah dan rasul-Nya. Oleh karena itu marilah kita berlomba-lomba menggapai surga dengan cara memperbanyak amal shalih dengan keihlasan hati hanya mengharapkan balasan yang terbaik dari Allah saja. Firman Allah :
“Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (QS. Al-Kahfi: 30-31)
Allah telah memberitahukan kepada kita melalui al-Qur’an dan dalam hadits rasulullah tentang gambaran surga. Tentang wujud aslinya manusia tak ada yang bisa membayangkan apalagi menggambarkannya dengan secanggih apapun alatnya takkan pernah bisa menyamai keindahan surga yang asli. Surga adalah tempat yang sangat amat indah. Didalamnya berisi keindahan dan kesejahteraan dan tidak ada penderitaan sedikitpun. Di dalam surga banyak istana-istana megah yang terbuat dari emas dan perak, catnya dari minyak kesturi, lalu batu kerikil dan pasirnya terbuat dari intan dan muriara, benar-benar keindahan yang tidak bisa dibayangkan. Didalam surga tidak ada perkataan yang sia-sia. Didalam surga para penghuninya tidak buang air, meludah dan terkena penyakit, tetap awet muda dan tidak akan pernah mati.
Rasulullah bersabda “Batu bata (di surga) dari emas dan perak, lumpur (untuk mengecat) dindingnya terbuat dari minyak kesturi, kerikilnya terbuat dari mutiara dan intan, tanahnya terbuat dari minyak ja’faron. Siapa yang masuk kedalamnya, ia tidak akan sakit, ia kekal dan tidak akan mati, tidak usang bajunya dan tidak pula hilang masa mudanya” (HR. Ahmad no.2 hal 304, at-Tirmidzi no. 2526, dari sahabat Abu Hurairah dan dishohihkan oleh al-Albani di shahih Sunan at-Tirmidzi no. 2526)
Lalu didalam surga juga banyak bidadari yang cantik jelita yang kecantikannya juga tidak bisa dibayangkan dengan pikiran kita yang terbatas ini apalagi kalau cuman dibandingkan dengan artis-artis di Tv yang sering diidolakan para remaja tentu saja tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kecantikan bidadari surga. Maka sungguh hal yang ironis bila para remaja yang suka mengidolakan artis-artis karena terkagum-kagum dengan keelokan rupa artis itu sehingga lebih mereka cintai daripada Allah dan Rasulnya padahal balasan bagi orang yang bertakwa jauh lebih baik daripada apa yang ada di dunia. Sehingga kita temukan pula, banyak remaja yang lebih berat nonton konser artis walaupun tiketnya mahalnya minta ampun daripada beribadah sholat atau beramal sholih. Padahal kecantikan atau ketampanannya tak ada secuilpun menyamai keelokan penghuni surga.
Nanti diakhirat orang-orang yang beriman akan mendapatkan istri-istri yang suci dan cantik jelita (bidadari). Sebagai balasan dari Allah untuk orang-orang beriman yang mengerjakan amal shalih dan sabar dalam penderitaan hidup didunia dan lebih memilih kesenangan akhirat daripada kesenangan dunia. Firman Allah Ta’ala :
"Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." (QS. At-Thur: 20)
Luasnya surga juga tidak bisa dibayangkan karena setiap tingkatan surga luasnya antara langit dan bumi. Jadi sebagai mukmin kita jangan khawatir tidak kebagian tempat disurga karena memang surga diciptakan oleh Allah dengan sangat luas.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran: 133 yang artinya: “Dan bersegeralah kamu pada ampunan Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”
Dan pintu surga itu sangat lebar dari sisi satu kesisi lainnya berjarak antara Kota Mekah dan Kota Hajar, sebagaimana disebutkan rasulullah saw :
Rasulullah bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya jarak antara dua sisi pintu dari pintu-pintu surga seperti jarak antara kota Mekkah dan Hajar (kota dekat Dammam dan Ahsa’) ” (HR. al-Bukhari no. 3340 dan Muslim mo. 194 dari sahabat Abu Hurairah)
Surga memiliki seratus tingkatan yang jarak satu tingkat dengan tingkat lainnya sejauh jarak antara langit dan bumi, Nabi bersabda: “Sesungguhnya surga memiliki seratus tingkatan yang Allah sediakan bagi orang-orang yang berjihad fi sabilillah, yang jarak antara tingkat satu dengan tingkatan lainnya sejauh jarak antara langit dan bumi. ”(HR. al-Bukhari no. 2790 dari sahabat Abu Hurairah)
Tingkatan surga yang paling tinggi adalah surga firdaus yang di atasnya terdapat ‘Arsy ar-Rahman dan darinya terpancar sungai-sungai surga. Sebagaimana sabda Nabi:“Maka apabila engkau memohon mohonlah surga firdaus karena ia adalah surga yang (terletak) paling tengah dan yang paling tinggi, di atasnya ‘arsy ar-Rahman dan darinya terpancar sungai-sungai surga. ” (HR. al-Bukhori no. 3257 dari sahabat Abu Hurairah)
Para Penghuni Jannah
Sungguh kenikmatan-kenikmatan dalam al jannah tidak akan dicapai oleh indera manusia. Belum pernah dilihat oleh penglihatan siapa pun, belum pernah didengar oleh pendengaran siapa pun, dan belum pula terbetik dalam hati siapa pun.
Demikianlah yang dikhabarkan Baginda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:
“Allah berfirman (artinya): ”Aku telah sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih (kenikmatan Al jannah) yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati manusia. (HR. Muslim no. 2824)
Para pembaca yang mulia, pada edisi ke 2 th. ke 5, 1427, telah kami angkat sebuah tema tamasya ke surga, maka edisi kali ini akan melanjutkan tamasya kita untuk menikmati keindahan sifat-sifat penghuni al jannah (surga).
Sungguh kenikmatan-kenikmatan dalam al jannah tidak akan dicapai oleh indera manusia. Belum pernah dilihat oleh penglihatan siapa pun, belum pernah didengar oleh pendengaran siapa pun, dan belum pula terbetik dalam hati siapa pun. Demikianlah yang dikhabarkan Baginda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:
“Allah berfirman (artinya): ”Aku telah sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih (kenikmatan Al jannah) yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati manusia. (HR. Muslim no. 2824)
Kenikmatan-kenikmatan itu menggambarkan, rahmat Allah subhanahu wata’ala itu betapa luas tanpa batas, bagaikan hamparan tiada bertepi. Yang Allah subhanahu wata’ala sedialam bagi hamban-hamba-Nya yang shalih. Tapi itu bukan semata-mata hasil amal shalih yang dilakukan oleh seorang hamba, sekalipun ia seorang nabi. Bahkan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai Imamul Anbiya’ (pemimpin para nabi), ia adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu al jannah, hal itu bukan semata disebabkan amal shalih yang ia usahakan, namun berkat rahmat Allah subhanahu wata’ala.
فَإِنَّهُ لَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ أَحَدًا عَمَلُهُ قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ
“Sungguh bukanlah seseorang itu masuk al jannah karena amalannya. Para shahabat bertanya: “Demikian juga engkau wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam Beliau berkata: “Demikian juga saya, melainkan Allah subhanahu wata’ala melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. (HR. Al Bukhari no. 6463 dan Muslim no. 2816)
Umat Yang Pertama Kali Masuk Al Jannah Dan Ciri-Cirinya
Sekalipun umat Islam ini adalah umat terakhir, namun Allah subhanahu wata’ala (dengan rahmat-Nya yang luas) memilihnya sebagai umat yang pertama kali masuk al jannah. Dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
نَحْنُ اْلآخِرُونَ اْلأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ
“Kita adalah umat terakhir namun paling awal pada hari kiamat. Kita adalah umat yang pertama kali masuk al jannah, meskipun mereka diberi kitab sebelum kita, dan kita diberi kitab sesudah mereka.” (HR. Muslim no. 855)
Selain itu, Allah subhanahu wata’ala pun menampilkan umat Islam dengan penampilan yang amat indah. Masih dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً
“Rombongan pertama yang masuk Al Jannah laksana bulan purnama, sedangkan rombongan berikutnya bagaikan bintang yang paling berkilau di langit.” (HR. Al Bukhari no. 3327, Muslim no. 2824)
Orang Fakir Miskin Lebih Dahulu Masuk Al Jannah
Lalu siapakah diantara umat Islam yang pertama kali masuk al jannah? Hal yang sama pernah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tanyakan kepada para shahabatnya. Seraya mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Barulah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan: “Mereka adalah kaum faqir Muhajirin yang terlindungi dari hal-hal yang dibenci. Salah seorang dari mereka meninggal dunia sementara kebutuhannya masih ada di dadanya namun ia tidak mampu menunaikannya. Para Malaikat berkata: ” Ya Rabb-kami, kami adalah para malaikat-Mu, penjaga-Mu, dan penghuni langit-Mu, janganlah Engkau dahulukan mereka daripada kami memasuki jannah-Mu! Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Mereka adalah hamba-hamba-Ku yang tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Mereka terlindungi dari hal-hal yang dibenci. Ada salah seorang diantara mereka meninggal dunia sementara kebutuhannya masih ada di dadanya yang tidak mampu ia tunaikan. Mendengar jawaban Allah seperti itu, para malaikat segera masuk ketempat mereka dari semua pintu seraya berkata,” Salam sejahtera untuk kalian atas kesabaran kalian. Ini adalah sebaik-baik tempat tinggal.” (HR. Ahmad dan At Thabarabi, dari shahabat Abdullah bin Umar)
Sementara dalam riwayat Al Imam Muslim dan At Tirmidzi menjelaskan selisih waktu antara rombongan orang-orang fakir dengan orang-orang kaya masuk ke dalam al jannah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ يَسْبِقُونَ اْلأَغْنِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى الْجَنَّةِ بِأَرْبَعِينَ خَرِيفًا
“Orang orang fakir kaum Muhajirin masuk Al Jannah mendahului orang-orang kaya dari mereka, dengan selisih waktu 40 tahun.” (HR. Muslim no. 2979)
Istri-istri Penghuni Al Jannah, Pesona, Ciri-Ciri Dan Kecantikannya
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya“. (Al Baqarah: 25)
Pada ayat di atas Allah subhanahu wata’ala memadukan antara kenikmatan fisik berupa al jannah beserta taman-taman dan sungai-sungai di dalamnya, dengan kebahagian jiwa berupa bidadari-bidadari sebagai istri-istri yang suci lagi penyejuk mata bagi mereka. Dan Allah subhanahu wata’ala memastikan bagi mereka keberlangsungan kehidupan yang abadi tiada pernah terputus sedikitpun.
Mereka dipingit di kemah-kemah dalam keadaan putih bersih nan jelita. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam kemah.” (Ar Rahman: 72)
Mereka memiliki akhlak yang bagus nan indah sebagaimana kecantikan pesona wajah-wajah mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang (berakhlak) baik-baik lagi cantik-cantik.” (Ar Rahman: 70)
Mereka berusia sebaya, selalu tampil dalam keadaan perawan, penuh pesona dan cinta. Allah subhanahu wata’ala berifirman (artinya): “Dan Kami jadikan bidadari-bidadari itu perawan. Penuh cinta kasih lagi sebaya umurnya. Kami ciptakan mereka untuk golongan kanan.” (Al Waqi’ah: 36-38)
Penghuni Yang Masuk Al Jannah Paling Akhir
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya aku tahu penghuni neraka yang paling akhir keluar dari neraka dan penghuni al jannah yang paling akhir masuk al jannah. Dia keluar dari neraka dengan merangkak. Allah berfirman kepadanya, ‘Pergilah ke al jannah (surga) dan masuklah ke dalamnya!’ Orang tersebut bergegas pergi ke jannah dan tergambar dalam pikirannya bahwa al jannah itu telah penuh sesak. Maka ia pun kembali dan berkata kepada Allah, ‘Wahai Rabbku, aku dapati al jannah telah penuh!’ Allah pun berfirman kepadanya, ‘Pergilah ke al jannah dan masuklah ke dalamnya! Sesungguhnya engkau berhak atas nikmat sebesar dunia dan sepuluh kali lipatnya.’ Orang tersebut berkata, ‘Wahai Rabbku, apakah Engkau mengejekku dan menertawakanku, karena Engkau Sang Raja Penguasa?”
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Kulihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya.” Beliau bersabda: “Itulah derajat penghuni al jannah yang paling rendah.” (HR. Al Bukhari no. 6571 dan Muslim no. 186)
Penghuni Al Jannah Melihat Rabb Mereka Dengan Mata Kepalanya
Kenikmatan tertinggi di dalam al jannah adalah melihat wajah Rabbul ‘alamin. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaikb berupa surga dan ada tambahannya. Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dengan kehinaan. Mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.” (Yunus: 25-26)
Yang dimaksud dengan ada tambahannya pada ayat di atas yaitu berupa kenikmatan melihat Allah subhanahu wata’ala. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya: “Jika telah masuk penduduk al jannah ke dalam al jannah. Allah subhanahu wata’ala berkata: “Apakah kalian ingin tambahan dari-Ku. Mereka seraya menjawab: “Bukankah Engkau telah menjadikan wajah-wajah kami bercahaya? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam al jannah (surga) dan menyelamatkan dari an nar (neraka). Kemudian Allah subhanahu wata’ala membuka hijab-Nya. Maka tidaklah mereka diberi nikmat yang lebih mereka sukai dibanding dengan melihat Allah subhanahu wata’ala. (HR. Muslim no. 181)
Akhir kata, demikianlah tamasya kita untuk menengok sebagian keindahan para penghuni al jannah. Dengan sebuah harapan dapat mendorong kita untuk selalu berpacu dalam beramal shalih. Tuk meraih tamasya yang hakiki yang penuh dengan kenikmatan yang abadi. Amien, Ya Rabbal ‘alamin.
Do’a Mohon Dimasukkan Al Jannah dan Dijauhkan dari An Naar
Diriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berdo’a:
اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا يُقَرِّبُ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ, وَأَعُوذُبِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا يُقَرِّبُ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu al jannah (surga) beserta segala sesuatu yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari an nar (neraka) beserta segala sesuatu yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan“. (HR. Ahmad, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no.1542)
Macam Macam Jannah
Al-Qur'an menyebutkan 8 nama surga, yaitu :
1. Jannatul Firdausy / Surga Firdaus
Surga firdaus ini, terdapat dalam Al-Qur'an surat Al Kahfi ayat 107. Allah swt. telah menegaskan:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُ لاً
"sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh bagi mereka adalah surga firdaus menjadi tempat tinggal".
Juga penegasanya dalam Al-Qur'an, surat Al Mu'minuun, ayat 9-11.
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ.أُولَٰئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ.الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.
"Dan orang-orang yang memelihara shalat: Mereka itu adalah orang - orang yang akan mewarisi (yaitu) yang bakal mewarisi surga firdaus, mereka kekal di dalamnya".
2. Jannatu Adn / Surga Adn
Surga 'Adn ini banyak dijelaskan dalam Al-Qur'an. yaitu sebagai berikut: Firman Allah swt. di dalam surat Thaaha, tepatnya ayat 76.
جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ جَزَاءُ مَنْ تَزَكَّىٰ.
"(Yakni) surga 'Adn yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, didalamnya mereka kekal. dan itulah (merupakan) balasan bagi orang yang ( dalam keaddan ) bersih ( saat didunianya dari berbagai dosa )".
Firman-nya lagi didalam surat Shaad, ayat 50 :
جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً اْلاَ لَهُمُ بْوَابُ.
" (Yaitu) surga'Adn yang pintu - pintunya terbuka bagi mereka".
3. Jannatu Na'iim / Surga Na'im
Al-Qur'an surat al Hajj, ayat 56. Allah swt. telah menegaskan :
الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ.
" Maka orang - orang beriman dan mengerjakan amal shaleh ada di dalam surga yang penuh kenikmatan".
Firman-nya lagi dalam surat Al Luqman, ayat 8 :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيمِ.
"Sesungguhnya orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, bagi mereka bakal mendapat surga yang penuh kenikmatan".
4. Jannatul Ma'wa / Surga Ma'wa
Banyak didalam Al-Qur'an dijelaskan, antara lain :
Surat As Sajdah, ayat 19 Allah swt. menegaskan:
أَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ جَنَّاتُ الْمَأْوَىٰ نُزُلًا بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
"Adapun orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh. maka bagi mereka mendapat surga - surga tempat kediaman, merupakan pahala pada apa yang telah mereka:kerjakan".
Firman-nya lagi didalam surat An Naazi'aat, ayat 41:
فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ.
"Maka sesungguhnya surga ma'walah tempat tinggal(nya)".
5. Daarussalaam / Surga Darussalam
Mengenai surga Darussalam ini, telah banyak dijelaskan didalam Al-Qur'an, diantaranya ialah : Dalam surat Yunus, ayat 25 :
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَىٰ دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ.
"Dan allah menyeru (manusia) ke Darussalam (yakni surga), dan memimpin orang yang dikhendaki-nya kepada jalan yang lurus".
6. Daarul Muqomah / Surga Daarul Muqoomah
Sesuai dengan penegasan allah swt. di dalam Al Qur'an, surat Faathir, ayat 34-35:
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ ۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ.الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ.
"Dan berkatalah mereka : Segala puji bagi allah yang telah mengapus (rasa) duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami adalah Maha Pengmpun lagi Maha Mensyukuri: Yang memberi tempat kami di dalam tempat yang kekal (surga) dan karunia-nya".
7. Maqoomin Amiin / Surga maqoomul Amiin / Tempat yang aman
Sesuai dangan penegasan Allah swt. didalam Al-Qur'an, surat Ad Dukhan, ayat 51:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ.
"sesungguhnya orang - orang yang bertawakal tinggal didalam tempat yang aman (surga)".
8. Surga Khuldi
Di dalam Al-Qur'an tepatnya surat Al Furqaan, ayat 15, Allah swt. telah menegaskan :
قُلْ أَذَٰلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۚ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاءًوَمَصِيرًا.
"Katakanlah : "Apa (siksa) yang seperti itu yang baik, atau surga yang kekal, yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, sebagai balasan dan kediaman kembali mereka".
Sumber :
Suara-Islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar